Perkembangan Daya Kognitif Anak Usia Dini

   Dalam membantu perkembangan kognitif, beberapa kemajuan kecerdasan dapat diakibatkan pertama-tama oleh perubahan dalam susunan syaraf pusat. Bayi dilahirkan tanpa lengan atau kaki karena keracunan obat yang diminum ibunya semasa hamil menunjukan banyak kemampuan kognitif yang tumbuh normal, walupun anak-anak itu tidak dapat bermain dengan maianan atau menggunakan jari-jari mereka sendiri. Tetapi berbagai pengalaman mempercepat atau memperlambat waktu timbulnya beberapa proses dasar kognitif. Anak-anak didaerah terpencil dan tidak memiliki mainan atau hidup dalam lingkungan yang homogen dengan sedikit tantangan kognitif akan tertinggal beberapa tahun dibandingkan anak-anak Amerika dalam perkembangan beberapa kemampuan kognitif yang penting.

       Masalah penting yang kedua yaitu perbedaan antara pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki seorang anak, yang kita sebut kemampuan aktual dan penggunaan yang tepat dari pengetahuan itu serta kemampuan untuk memecahkan masalah yang kita sebut prestasi. Anak-anak mungkin memeiliki pengetahuan yang tidak digunakan walaupun keadaan menuntutnya. Sebagai contoh, walaupun seseorang mungkin lupa akan nama kenalannya, kita tidak akan menarik kesimpulan bahwa orang itu tidak tahu. Nama temannya atau tidak mempunyai kemampuan umum untuk mengingat kembali nama-nama orang.

       Salah satu kegagalan prestasi anak untuk menunjukan kemampuan yang sebenarnya ialah anak kadang-kadang salah mengartikan persoalan yang diberikan. Sebagian besar fakta tentang perkembangan kognitif didasarkan kepada jawaban anak-anak atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan seorang penguji dewasa. Anak sering menginterpretasikan pertanyaan dengan cara yang berbeda dari maksud penguji.

        Menurut pendapat Guilford (hilderbrand dalam Moeslihatoen, 1999) untuk membantu perkembangan kognitif anak perlu dibekali dengan pengalaman belajar yang dirancang melalui kegiatan mengobservasi dan mendengarkan dengan tepat.

Macam-macam metode yang digunakan untuk perkembangan kognitif anak TK :

1. Bermain
2. Metode Pemberian tugas
3. Metode Demontrasi
4. Metode Mengucapkan syair
5. Metode Tanya jawab/bercakap-cakap
6. Metode Percobaan/eksperimen
7. Metode Bercerita
8. Metode Karya wisata
9. Metode dramatisasi.

 Prinsip Perkembangan Daya Kognitif.

1. Anak membangun berbagai pengetahuan

          Anak-anak menyusun pengetahuan mereka sendiri secara aktif dan tidak secara pasif menghasilkan berbagai pengetahuan.

2. Perkembangan kognitif tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial

          Konteks sosial mempengaruhi cara belajar seseorang tentang sikap dan kepercayaan. Konteks sosial menghasilkan proses kognitif yang juga merupakan bagian dari proses perkembangan.

Metode pengajarannya menggunakan prinsip-prinsip :

- Memberikan lingkungan yang nyaman,

- Memberikan dukungan terhadap tingkah laku dan bahasa anak,

- Membantu anak dalam menentukan pilihan dan keputusan,

- Membantu anak dalam menyelesaikan masalahnya sendiri dengan melakukannya sendiri. (David Wekart).

Ruang Lingkup Daya Kognitif

            Pengetahuan perkembangan kognitif akan lebih mudah bagi orang dewasa lainnya dalam menstimulasi kemampuan kognitif anak sehingga akan tercapai optimalisasi potensi pada masing-masing anak.

Masing- Masing bidang perkembangan tersebut adalah :

1. Perkembangan Auditory (PA)

    Kemampuan ini berhubungan dengan bunyi atau indera pendengaran anak.

2. Perkembangan Visual (PV)

  Berhubungan dengan penglihatan, pengamatan, perhatian, tanggapan dan persepsi anak terhadap   lingkungan sekitar.

3. Perkembangan Taktil (PT)

    Berhubungan dengan perkembangan tekstur (indera peraba)

4. Perkembangan Kinestetik (PK)

   Berhubungan dengan kelancaran gerak tangan/keterampilan tangan atau motorik halus yang mempengaruhi perkembangan kognitif.

5. Perkembangan Aritmatika (Par)

    Kemampuan yang diarahkan pada kemampuan berhitung.

6. Perkembangan Geometri (PG)

    Berhubungan dengan perkembangan konsep bentuk dan ukuran

7. Perkembangan Sains Permulaan (PS)

    Berhubungan dengan berbagai percobaan dengan mempertimbangkan tahapan berpikir anak.