Konsepsi Tentang Alam
Semesta
Bagaimana
konsepsi para ilmuwan tentang peciptaan jagad raya dan pemikiran apa yang
melandasinya ? konsepsi itu berubah-ubah sepanjang sejarah, bergantung pada tingkat
kecanggihan alat-alat observasinya, dan bergantung pada tingkat kemajuan fisika
itu sendiri. Konsepsi yang mereka kemukakan bahwa jagad raya ini tidak terbatas
dan besarnya tidak terhingga, konsepsi ini berasal dari Newton. Konsepsi mereka
yang lain adalah bahwa alam ini tidak berubah keadaannya sejak waktu tak
terhingga lamanya Sampai masa yang akan datang.
Teori Terbentuknya Alam
Semesta
Alam
semesta yang kita ketahui sekarang ini awal mulanya berasal dari gas yang
berserakan secara teratur diangkasa kemudian menjadi kabut (menjadi kumpulan
kosmos-kosmos ). Dalam pengertian alam semesta mengcakup tentang Mikro kosmos
dan makro kosmos. Mikro kosmos yaitu benda-benda yang berukuran kecil seperti,
atom, sel, elektron dan benda-benda kecil lainnya. Adapun makro kosmos yaitu
benda-benda yang berukuran besar, seperti bintang, planet, dan matahari.
Teori
yang dihasilkan oleh para ilmuwan dan pakar, tentang bagaimana terbentuknya
alam semesta ada dua, yaitu :
1.
Teori Keadaan Tetap.
Yaitu
teori yang menyatakan bahwa alam ini ada tanpa awal dan ada selama-lamanya.
Proses penciptaan langit
dan bumi menurut Al-Quran tidak semata dapat disusun dari ayat-ayat yang
menyatakan penciptaan langit dan bumi, tetapi juga dapat dilihat dari
kisah-kisah cerita kemusnahannya nanti, misalnya surat Al-Anbiya’ ayat 104 dan
surat yassin ayat 29.
2. Teori Terbentuknya Galaksi dan Tatasurya
Proses
penciptaan langit dan bumi menurut Al-Quran tidak semata dapat disusun dari
ayat-ayat yang menyatakan penciptaan langit dan bumi, tetapi juga dapat dilihat
dari kisah-kisah cerita kemusnahannya nanti, misalnya surat Al-Anbiya’ayat 104
dan surat yassin ayat 29.
Teori Terbentuknya Galaksi
dan Tatasurya
1.
Teori Nebulata .
Yaitu
teori yang menyatakan bahwasanya tatasurya terbentuk dari awan panas atau kabut
gas yang panas. Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Pierre
Simon (1796). Menurut Kant kabut tersebut berputar lambat dn memadat karena
adanya gaya tarik-menarik dan tolak-menolak, dari bagian-bagiannya terbentuklah
pada pusatnya sebuah inti besar matahari dan sekelilingnya inti-inti kecil dari
planet-planet.
Adapun menurut Laplace,
susunan matahari berasal dari kabut pijar dan merupakan bagian besar yang
berputar makin cepat, dan karena proses pendinginan, mak kabut bagian luar
terpisah membentuk petang gelap kabut yang akhirnya membentuk planet-planet
dengan benda-benda yang mengelilinginya berupa satelit.
2.
Hipotesis
Planettesimal.
Teori
ini sama dengan hipotesis nebular, hanya saja pembentukan planet-planet tidak
harus dari satu sumber, tapi dari sumber lain ( bintang ) lain yang kebetulan
lewat dekat tatasurya, yang mana tatasurya kita merupakan bagian didalamnya.
3.
Teori Tidal
Menurut
teori ini planet merupakan percikan matahari dan percikan ini disebut tidal.
Karena pada masa lalu matahari mempunyai pasangan sebuah bintang yang kemudian
meledak dan sejumlah partikelnya terlempar keluar angkasa, dari ledakan
tersebut awan gas tertinggal oleh gaya tarik-menarik matahari, awan gas itu
ditarik mendekati kepadanya dan kemudian berubah menjadi planet-planet.
Hipotesis Kejadian Bumi
1. Hipotesis Kabut dari Kant dan Laplace
Dalam
hipotesisnya Imanuel Kant mengatakan bahwa asal segalanya adalah gas yang
bermacam-macam. Yang tarik-menarik membentuk kabut besar dan masing-masing
berbenturan lalu menimbulkan panas dan berpijar lalu menghasilkan matahari dan
dari matahari timbul en-pragmen yang mendingin lalu menjadi planet-planet.
2. Hipotesis Pasang Surut
Hipotesis
ini dikemukakan oleh jeans dan Jeyfreys 1930. mereka berpendapat bahwa adanya
bintang besar yang mendekat kira-kira seperti bulan dan bumi, yaitu bulan yang
menyebabkab pasang surutnya lautan yang mana bulan tak cukup kuat untuk menarik
air menjulur jauh, akan tetapi matahari yang didekati bintang itu menjauh,lidah
api dari matahari asal itu putus dan pecah berkeping-keping seraya mengenbun
dan membeku menjai planet-planet dan planetoida.
3.
Hipotesis
Planettesimal
Hipotesis ini sesuai dengan
hukum Newton, yang mana terjadinya tarik-menarik suatu bintang besar yang
sedang beredar kemudian terjadi peledakan yang melepaskan sebagian materialnya
dan dari material inilah terbentuk Planet dan Planetoida.
Teori
Terbentuknya Galaksi
Hipotesis
Fowler ( 1957 )
Menurut Fowler, 12000 juta
tahun yang lalu galaksi kita tidaklah sepeti sekarang ini, bentuknya berupa
kabut gas hidrogen yang sangat besar yang bentuknya berada diluar angkasa. Ia
bergerak perlahan mengadakan rotasi sehingga keseluruhannya berbentuk bulat.
Karena gaya beratnya ia mengadakan kontraksi. Pada bagian yang berkisar lambat
dan mempunyai berat jenis yang besar terbentuklah bintang-bintang itupun
semakin turun temperaturnya setelah berpuluh-puluh ribu tahun. Ia mempunyai
bentuk yang dikatakan tetap, seperti halnya matahari, hipotesis itu diyakinkan
oleh suatu observasi yang ditujukan pada pusat galaksi, tempat dilahirkannya
bintang baru, baik secara perlahan-lahan maupn secara eksplosif
1. Teori Nebulata
Yaitu
teori yang menyatakan bahwasanya tatasurya terbentuk dari awan panas atau kabut
gas yang panas. Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Pierre
Simon (1796). Menurut Kant kabut tersebut berputar lambat dn memadat karena
adanya gaya tarik-menarik dan tolak-menolak, dari bagian-bagiannya terbentuklah
pada pusatnya sebuah inti besar matahari dan sekelilingnya inti-inti kecil dari
planet-planet.
Adapun menurut Laplace,
susunan matahari berasal dari kabut pijar dan merupakan bagian besar yang
berputar makin cepat, dan karena proses pendinginan, mak kabut bagian luar
terpisah membentuk petang gelap kabut yang akhirnya membentuk planet-planet
dengan benda-benda yang mengelilinginya berupa satelit.
2. Hipotesis Planettesimal.
Teori
ini sama dengan hipotesis nebular, hanya saja pembentukan planet-planet tidak
harus dari satu sumber, tapi dari sumber lain ( bintang ) lain yang kebetulan
lewat dekat tatasurya, yang mana tatasurya kita merupakan bagian didalamnya.
3. Teori Tidal
Menurut
teori ini planet merupakan percikan matahari dan percikan ini disebut tidal.
Karena pada masa lalu matahari mempunyai pasangan sebuah bintang yang kemudian
meledak dan sejumlah partikelnya terlempar keluar angkasa, dari ledakan
tersebut awan gas tertinggal oleh gaya tarik-menarik matahari, awan gas itu
ditarik mendekati kepadanya dan kemudian berubah menjadi planet-planet.
Hipotesis Kejadian Bumi
1. Hipotesis Kabut dari Kant dan Laplace
Dalam
hipotesisnya Imanuel Kant mengatakan bahwa asal segalanya adalah gas yang
bermacam-macam. Yang tarik-menarik membentuk kabut besar dan masing-masing
berbenturan lalu menimbulkan panas dan berpijar lalu menghasilkan matahari dan
dari matahari timbul en-pragmen yang mendingin lalu menjadi planet-planet.
2. Hipotesis Pasang Surut
Hipotesis
ini dikemukakan oleh jeans dan Jeyfreys 1930. mereka berpendapat bahwa adanya
bintang besar yang mendekat kira-kira seperti bulan dan bumi, yaitu bulan yang
menyebabkab pasang surutnya lautan yang mana bulan tak cukup kuat untuk menarik
air menjulur jauh, akan tetapi matahari yang didekati bintang itu menjauh,lidah
api dari matahari asal itu putus dan pecah berkeping-keping seraya mengenbun
dan membeku menjai planet-planet dan planetoida.
3. Hipotesis Planettesimal
Hipotesis
ini sesuai dengan hukum Newton, yang mana terjadinya tarik-menarik suatu
bintang besar yang sedang beredar kemudian terjadi peledakan yang melepaskan
sebagian materialnya dan dari material inilah terbentuk Planet dan Planetoida.
Teori
Terbentuknya Galaksi
Hipotesis
Fowler ( 1957 )
Menurut
Fowler, 12000 juta tahun yang lalu galaksi kita tidaklah sepeti sekarang ini,
bentuknya berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar yang bentuknya berada
diluar angkasa. Ia bergerak perlahan mengadakan rotasi sehingga keseluruhannya
berbentuk bulat. Karena gaya beratnya ia mengadakan kontraksi. Pada bagian yang
berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang besar terbentuklah
bintang-bintang itupun semakin turun temperaturnya setelah berpuluh-puluh ribu
tahun. Ia mempunyai bentuk yang dikatakan tetap, seperti halnya matahari, hipotesis
itu diyakinkan oleh suatu observasi yang ditujukan pada pusat galaksi, tempat
dilahirkannya bintang baru, baik secara perlahan-lahan maupn secara eksplosif.
0 komentar:
Posting Komentar