Subscribe:

Ads 468x60px

Rabu, 23 November 2011

Proses Perkembangan Ilmiah dan Terjadinya Alam Semesta


Konsepsi Tentang Alam Semesta
Bagaimana konsepsi para ilmuwan tentang peciptaan jagad raya dan pemikiran apa yang melandasinya ? konsepsi itu berubah-ubah sepanjang sejarah, bergantung pada tingkat kecanggihan alat-alat observasinya, dan bergantung pada tingkat kemajuan fisika itu sendiri. Konsepsi yang mereka kemukakan bahwa jagad raya ini tidak terbatas dan besarnya tidak terhingga, konsepsi ini berasal dari Newton. Konsepsi mereka yang lain adalah bahwa alam ini tidak berubah keadaannya sejak waktu tak terhingga lamanya Sampai masa yang akan datang.

Teori Terbentuknya Alam Semesta
Alam semesta yang kita ketahui sekarang ini awal mulanya berasal dari gas yang berserakan secara teratur diangkasa kemudian menjadi kabut (menjadi kumpulan kosmos-kosmos ). Dalam pengertian alam semesta mengcakup tentang Mikro kosmos dan makro kosmos. Mikro kosmos yaitu benda-benda yang berukuran kecil seperti, atom, sel, elektron dan benda-benda kecil lainnya. Adapun makro kosmos yaitu benda-benda yang berukuran besar, seperti bintang, planet, dan matahari.

Teori yang dihasilkan oleh para ilmuwan dan pakar, tentang bagaimana terbentuknya alam semesta ada dua, yaitu :
1. Teori Keadaan Tetap.
Yaitu teori yang menyatakan bahwa alam ini ada tanpa awal dan ada selama-lamanya.
Proses penciptaan langit dan bumi menurut Al-Quran tidak semata dapat disusun dari ayat-ayat yang menyatakan penciptaan langit dan bumi, tetapi juga dapat dilihat dari kisah-kisah cerita kemusnahannya nanti, misalnya surat Al-Anbiya’ ayat 104 dan surat yassin ayat 29.

         2. Teori Terbentuknya Galaksi dan Tatasurya
Proses penciptaan langit dan bumi menurut Al-Quran tidak semata dapat disusun dari ayat-ayat yang menyatakan penciptaan langit dan bumi, tetapi juga dapat dilihat dari kisah-kisah cerita kemusnahannya nanti, misalnya surat Al-Anbiya’ayat 104 dan surat yassin ayat 29.

Teori Terbentuknya Galaksi dan Tatasurya

1.      Teori Nebulata .
Yaitu teori yang menyatakan bahwasanya tatasurya terbentuk dari awan panas atau kabut gas yang panas. Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Pierre Simon (1796). Menurut Kant kabut tersebut berputar lambat dn memadat karena adanya gaya tarik-menarik dan tolak-menolak, dari bagian-bagiannya terbentuklah pada pusatnya sebuah inti besar matahari dan sekelilingnya inti-inti kecil dari planet-planet.
Adapun menurut Laplace, susunan matahari berasal dari kabut pijar dan merupakan bagian besar yang berputar makin cepat, dan karena proses pendinginan, mak kabut bagian luar terpisah membentuk petang gelap kabut yang akhirnya membentuk planet-planet dengan benda-benda yang mengelilinginya berupa satelit.
2.      Hipotesis Planettesimal.
Teori ini sama dengan hipotesis nebular, hanya saja pembentukan planet-planet tidak harus dari satu sumber, tapi dari sumber lain ( bintang ) lain yang kebetulan lewat dekat tatasurya, yang mana tatasurya kita merupakan bagian didalamnya.
3.      Teori Tidal
Menurut teori ini planet merupakan percikan matahari dan percikan ini disebut tidal. Karena pada masa lalu matahari mempunyai pasangan sebuah bintang yang kemudian meledak dan sejumlah partikelnya terlempar keluar angkasa, dari ledakan tersebut awan gas tertinggal oleh gaya tarik-menarik matahari, awan gas itu ditarik mendekati kepadanya dan kemudian berubah menjadi planet-planet.

Hipotesis Kejadian Bumi

     1.      Hipotesis Kabut dari Kant dan Laplace
Dalam hipotesisnya Imanuel Kant mengatakan bahwa asal segalanya adalah gas yang bermacam-macam. Yang tarik-menarik membentuk kabut besar dan masing-masing berbenturan lalu menimbulkan panas dan berpijar lalu menghasilkan matahari dan dari matahari timbul en-pragmen yang mendingin lalu menjadi planet-planet.
      2.      Hipotesis Pasang Surut
Hipotesis ini dikemukakan oleh jeans dan Jeyfreys 1930. mereka berpendapat bahwa adanya bintang besar yang mendekat kira-kira seperti bulan dan bumi, yaitu bulan yang menyebabkab pasang surutnya lautan yang mana bulan tak cukup kuat untuk menarik air menjulur jauh, akan tetapi matahari yang didekati bintang itu menjauh,lidah api dari matahari asal itu putus dan pecah berkeping-keping seraya mengenbun dan membeku menjai planet-planet dan planetoida.
      3.      Hipotesis Planettesimal
Hipotesis ini sesuai dengan hukum Newton, yang mana terjadinya tarik-menarik suatu bintang besar yang sedang beredar kemudian terjadi peledakan yang melepaskan sebagian materialnya dan dari material inilah terbentuk Planet dan Planetoida.

Teori Terbentuknya Galaksi
Hipotesis Fowler ( 1957 )
Menurut Fowler, 12000 juta tahun yang lalu galaksi kita tidaklah sepeti sekarang ini, bentuknya berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar yang bentuknya berada diluar angkasa. Ia bergerak perlahan mengadakan rotasi sehingga keseluruhannya berbentuk bulat. Karena gaya beratnya ia mengadakan kontraksi. Pada bagian yang berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang besar terbentuklah bintang-bintang itupun semakin turun temperaturnya setelah berpuluh-puluh ribu tahun. Ia mempunyai bentuk yang dikatakan tetap, seperti halnya matahari, hipotesis itu diyakinkan oleh suatu observasi yang ditujukan pada pusat galaksi, tempat dilahirkannya bintang baru, baik secara perlahan-lahan maupn secara eksplosif

          1. Teori Nebulata
Yaitu teori yang menyatakan bahwasanya tatasurya terbentuk dari awan panas atau kabut gas yang panas. Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Pierre Simon (1796). Menurut Kant kabut tersebut berputar lambat dn memadat karena adanya gaya tarik-menarik dan tolak-menolak, dari bagian-bagiannya terbentuklah pada pusatnya sebuah inti besar matahari dan sekelilingnya inti-inti kecil dari planet-planet.
Adapun menurut Laplace, susunan matahari berasal dari kabut pijar dan merupakan bagian besar yang berputar makin cepat, dan karena proses pendinginan, mak kabut bagian luar terpisah membentuk petang gelap kabut yang akhirnya membentuk planet-planet dengan benda-benda yang mengelilinginya berupa satelit.
        2. Hipotesis Planettesimal.
Teori ini sama dengan hipotesis nebular, hanya saja pembentukan planet-planet tidak harus dari satu sumber, tapi dari sumber lain ( bintang ) lain yang kebetulan lewat dekat tatasurya, yang mana tatasurya kita merupakan bagian didalamnya.
      3.    Teori Tidal
Menurut teori ini planet merupakan percikan matahari dan percikan ini disebut tidal. Karena pada masa lalu matahari mempunyai pasangan sebuah bintang yang kemudian meledak dan sejumlah partikelnya terlempar keluar angkasa, dari ledakan tersebut awan gas tertinggal oleh gaya tarik-menarik matahari, awan gas itu ditarik mendekati kepadanya dan kemudian berubah menjadi planet-planet.

Hipotesis Kejadian Bumi
      1.      Hipotesis Kabut dari Kant dan Laplace
Dalam hipotesisnya Imanuel Kant mengatakan bahwa asal segalanya adalah gas yang bermacam-macam. Yang tarik-menarik membentuk kabut besar dan masing-masing berbenturan lalu menimbulkan panas dan berpijar lalu menghasilkan matahari dan dari matahari timbul en-pragmen yang mendingin lalu menjadi planet-planet.
      2.      Hipotesis Pasang Surut
Hipotesis ini dikemukakan oleh jeans dan Jeyfreys 1930. mereka berpendapat bahwa adanya bintang besar yang mendekat kira-kira seperti bulan dan bumi, yaitu bulan yang menyebabkab pasang surutnya lautan yang mana bulan tak cukup kuat untuk menarik air menjulur jauh, akan tetapi matahari yang didekati bintang itu menjauh,lidah api dari matahari asal itu putus dan pecah berkeping-keping seraya mengenbun dan membeku menjai planet-planet dan planetoida.
      3.      Hipotesis Planettesimal
Hipotesis ini sesuai dengan hukum Newton, yang mana terjadinya tarik-menarik suatu bintang besar yang sedang beredar kemudian terjadi peledakan yang melepaskan sebagian materialnya dan dari material inilah terbentuk Planet dan Planetoida.

 Teori Terbentuknya Galaksi
Hipotesis Fowler ( 1957 )
Menurut Fowler, 12000 juta tahun yang lalu galaksi kita tidaklah sepeti sekarang ini, bentuknya berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar yang bentuknya berada diluar angkasa. Ia bergerak perlahan mengadakan rotasi sehingga keseluruhannya berbentuk bulat. Karena gaya beratnya ia mengadakan kontraksi. Pada bagian yang berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang besar terbentuklah bintang-bintang itupun semakin turun temperaturnya setelah berpuluh-puluh ribu tahun. Ia mempunyai bentuk yang dikatakan tetap, seperti halnya matahari, hipotesis itu diyakinkan oleh suatu observasi yang ditujukan pada pusat galaksi, tempat dilahirkannya bintang baru, baik secara perlahan-lahan maupn secara eksplosif. 

0 komentar:

Posting Komentar