TENTANG ASPEK MANAJEMEN
1.
Pendekatan
dalam Membuat Perencanaan
4
macam pendekatan utama dalam pembuatan suatu perencanaan:
·
Pendekatan
Atas-Bawah (Top-Down).
Pimpinan puncak memberikan pengarahan dan petunjuk kepada pemimpin cabang atau
sejenisnya untuk menyusun rencana yang pada tahapannya akan ditinjau dan
dikoreksi oleh pimpinan puncak sebelum disetujui untuk direalisasikan.
·
Pendekatan
Bawah-Atas (Bottom-Up).
Pemimpin puncak memberikan gambaran situasi dan kondisi yang dihadapi
organisasi termasuk mengenai misi, tujuan, sasaran, dan sumber daya yang
dimiliki.
·
Pendekatan
Campuran. Pemimpin memberikan petunjuk perencanaan organisasi
secara garis besar sedangkan perencanaan detailnya di serahkan kepada
kreativitas unit perusahaan di bawahnya dengan tetap mematuhi aturan yang ada.
·
Pendekatan
Kelompok. Dengan pendekatan ini, perencanaan dibuat oleh
sekelompok tenaga ahli dalam perusahaan.
2.
Fungsi
Perencanaan dan Rencana
6
fungsi utama rencana atau perencanaan manajemen suatu organisasi:
·
Penerjemah
Kebijakan Umum. Kebijakan umum perusahaan ditetapkan
oleh manajemen puncak yang bersifat umum di mana untuk melaksanakannya
diperlukan suatu tahapan untuk menerjemahkannya secara lebih konkret, jelas,
komprehensif, dan bertahap melalui proses perencanaan.
·
Berupa
Perkiraan yang Bersifat Ramalan. Perencanaan
berhubungan dengan perkiraan-perkiraan ke masa depan bukan ke masa lalu.
·
Berfungsi
Ekonomi. Sumber daya itu hendaknya direncanakan melalui
perhitungan yang matang agar dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.
·
Memastikan
suatu Kegiatan. Pencapaian tujuan dapat dilaksanakan
dengan baik oleh setiap orang dalam organisasi maka perlu disusun suatu rencana
yang mengatur hak dan kewajiban, tugas dan tanggung jawab, serta wewenang
mereka.
·
Alat
Koordinasi. Agar koordinasi dapat berjalan lancar maka salah
satu alat yang dapat membantu kegiatan ini adalah rencana kerja.
·
Alat/Sarana
Pengawasan. Untuk mengukur apakah suatu realisasi kerja telah
sesuai atau belum, maka rencana dapat dipakai sebagai tolok-ukur dalam
melakukan pengawasan dan pengendalian.
3.
Macam-macam
Perencanaan
Sisi Jangka Waktu
Jika
dilihat dari waktu yang digunakan untuk pengaplikasian suatu rencana, dikenal 3
bentuk perencanaan, yaitu:
·
Perencanaan Jangka Panjang. Perencanaan
ini tidak dapat langsung dipakai sebagai pedoman kerja, sehingga masih perlu
dijabarkan dalam bentuk perencanaan jangka menengah.
·
Perencanaan Jangka Menengah. Sifat
perencanaan ini lebih konkret dengan kejelasan sasaran yang harus dicapai.
·
Perencanaan Jangka Pendek. Perencanaan
ini lebih konkret dan rinci, lebih terukur dan lebih jelas sasaran yang harus
dicapai termasuk dalam hal penggunaan sumber daya.
·
Sisi Tingkatan Manajemen
·
Perencanaan Strategis. Perencanaan
strategis lebih terfokus pada bagaimana manajemen puncak menentukan visi, misi,
falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam jangka
panjang.
·
Perencanaan Operasional. Perencanaan ini
berfungsi untuk memperjelas makna suatu strategi utama dengan identifikasi
rincian yang sifatnya spesifik dan berjangka pendek.
4.
Program
Kerja
Gantt Chart dan Gantt Milestone
Chart
PERT (Program Evaluation and Review Technique)
dan NWP (Net Work Planning).
PKT
(Pola Kerja Terpadu), yaitu teknik perencanaan yang komprehensif untuk
digunakan dalam kegiatan agar terarah dan terpadu.
PIP
(Performance Improvement Planning),
yaitu teknik perencanaan yang mengutamakan daya analisis atas kekuatan-kekuatan
pendorong dan penghambat kinerja.
APP
(Analisis Persoalan Potensial), yaitu teknik perencanaan yang berguna terutama
dalam rangka mengamankan satu program kerja agar dapat mengantisipasi setiap
persoalan yang muncul pada waktu pelaksanaannya.
Langkah-langkah
penyusunan Gantt Chart secara garis besar adalah sbb:
a. Menentukan
tingkat kerincian kegiatan yang akan dimasukkan pada bagan.
b. Mengidentifikasi
urutan logis (dapat juga secara kronologis) dari kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan.
c. Memperkirakan
waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian masing-masing kegiatan.
d. Membuat
konsep penjadwalan pada bagan.
e. Mendiskusikan
konsep tersebut dengan orang-orang yang akan terlibat dalam pelaksanaan
masing-masing kegiatan.
f. Membuat
bagan akhir yang lebih realisitis dan telah disepakati oleh semua orang yang
terlibat.
g. Merevisi
dan mengoreksi apabila dirasakan perlu.
5.
Anggaran
yaitu
rencana yang disusun secara sistematis dalm bentuk angka dan dinyatakan dalam
unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk periode tertentu
di masa yang akan datang. Manfaat anggaran bagi perusahaan yang terpadu,
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan, alat koordinasi kerja, alat
pengawasan kerja, dan sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan.
Macam-macam
anggaran yang umum dengan menggunakan sistem anggaran tradisional dalam suatu
perusahaan kecil dalam bidang manufaktur, diberikan berikut ini:
·
Anggaran
Produksi.
·
Anggaran
Bahan Baku.
·
Anggaran
Tenaga Kerja.
·
Anggaran
Biaya Overhead Pabrik (BOP).
·
Anggaran
Variabel.
·
Anggaran
Modal.
·
Anggaran
Piutang.
·
Anggaran
Kas.
Perumusan Tujuan Organisasi
Jika
rumusan tujuan utama organisasi didirikan telah dibuat dengan jelas, ini akan
mempermudah:
·
Penetapan haluan organisasi.
·
Pemilihan bentuk organisasi.
·
Pembentukan struktur organisasi.
·
Kebutuhan para pejabat.
·
Penyumbangan pengalaman, kecakapan, daya
kreasi anggota organisasi, dll.
Departemenisasi
Merupakan
aktivitas menyusun satuan-satuan (unit-unit) organisasi yang diperlukan dalam
rangka melaksanakan fungsi yang ada.
Pembagian Kerja
Dengan
melakukan pembagian kerja yang harus diperhatikan adalah:
·
Tiap unit organisasi harus mempunyai
rincian aktivitas yang jelas.
·
Pejabat dari pucuk pimpinan sampai
dengan pejabat yang berkedudukan paling bawah harus mempunyai tugas yang jelas.
·
Variasi tugas bagi seorang pejabat
hendaknya yang sejenis atau yang erat hubungannya.
·
Beban tugas setiap pejabat hendaknya
merata/adil.
·
Penempatan pejabat hendaknya
dilaksanakan secara tepat.
·
Penambahan atau pengurangan pejabat
harus berdasarkan volume kerja.
·
Pembagian kerja para pejabat dalam
unit/satuan organisasi jangan sampai timbul nepotisme.
Koordinasi
Dengan
keselarasan ini dapat dihindari terjadinya konflik, rebutan sumber atau
fasilitas, kekembaran pekerjaan, kekosongan pekerjaan dan merasa lepas satu
sama lain.
Pelimpahan Wewenang
Merupakan
penyerahan sebagian hak untuk mengambil keputusan yang diperlukan agar tugas
serta tanggung jawab tetap dapat dilaksanakan dengan baik oleh seorang pejabat
ke pejabat yang lain.
Rentang Kendali
Faktor
yang mempengaruhi luas-sempit rentang kendali dapat dilihat dari 2 sisi, yaitu:
·
Sisi subyektif: yaitu pengalaman,
kecakapan, kesehatan dan umur seorang atasan dan bawahan.
·
Sisi obyektif: yaitu corak pekerjaan,
letak bawahan, stabil-labilnya organisasi, jumlah tugas pada atasan, jumlah
tugas pada bawahan, dan waktu penyelesaian pekerjaan.
Jenjang Organisasi
Merupakan
tingkat-tingkat satuan organisasi yang di dalamnya terdapat pejabat, tugas
serta wewenang tertentu menurut kedudukannya serta fungsi satuan organisasi.
Struktur Organisasi
Menjelaskan
pembagian aktivitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas
tersebut sampai batas-batas tertentu.
Ada
4 elemen dalam struktur, yaitu:
·
Spesialisasi aktivitas, mengacu pada
spesifikasi tugas-tugas perorangan dan kelompok kerja di seluruh organisasi
(pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut ke dalam unit kerja.
·
Standarisasi aktivitas, merupakan
prosedur yang digunakan organisasi untuk menuju kelayakdugaan (predictability)
aktivitas-aktivitasnya.
·
Koordinasi aktivitas, adalah prosedur
dalam memadukan fungsi-fungsi sub-unit dalam organisasi.
·
Besar unit kerja, berhubungan dengan
jumlah pegawai yang berada dalam suatu kelompok kerja.
Bentuk
Organisasi
Di
dalam organisasi dikenal beberapa bentuk organisasi atau lebih tepat disebut
struktur organisasi, yaitu: Organisasi Garis, Organisasi Fungsional, Organisasi
Garis dan Staf, Organisasi Gabungan, dan Organisasi Matriks.
·
Organisasi
Garis. Bentuk organisasi ini merupakan bentuk yang paling
sederhana.
Cirinya:
a. Jumlah
karyawan relatif sedikit.
b. Organisasi
relatif kecil.
c. Karyawan
saling mengenal secara akrab.
d. Spesialisasi
kerja masih relatif rendah.
·
Organisasi
Fungsional. Cirinya adalah bahwa setiap atasan
mempunyai wewenang untuk memberikan perintah kepada setiap bawahan yang ada.
·
Organisasi
Garis dan Staf. Di dalam organisasi yang begitu
kompleks, pimpinan biasanya mendelegasikan wewenang kepada para staf sesuai
dengan bidang masing-masing.
·
Organisasi
Gabungan. Mengenai kebaikan dan kelemahan bentuk organisasi
campuran atau gabungan ini akan mengikuti kebaikan dan kelemahan
organisasi-organisasi yang dibawa dalam rangka penggabungan tersebut.
·
Organisasi
Matriks. Dalam organisasi matriks, seorang bawahan mempunyai
lebih dari satu, misalnya dua orang atasan, sehingga mereka di bawah 2 jalur
wewenang atau dengan kata lain mempunyai 2 rantai perintah, yang satu secara
vertikal (bersifat fungsional).
1.
Fungsi
Penggerakan
Fungsi penggerakan di
dalam manajemen yang pokok adalah:
·
Mempengaruhi seseorang (orang-orang)
supaya bersedia menjadi pengikut.
·
Melakukan daya tolak pada seseorang
(orang-orang).
·
Membuat seseorang atau orang-orang suka
mengerjakan tugas dengan lebih baik.
·
Mendapatkan, memelihara dan memupuk
kesetiaan pada pimpinan, tugas dan organisasi tempat mereka bekerja.
·
Menanamkan, memelihara dan memupuk rasa
tanggung jawab seseorang atau orang-orang terhadap Tuhannya, negara, dan
masyarakat.
2.
Kepemimpinan
Kepemimpinan diartikan
oleh Stoner sebagai suatu proses mengenai pengarahan dan usaha untuk
mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok.
Seorang pemimpin harus
mempunyai sarana:
·
Kewenangan formal.
·
Pengetahuan dan pengalaman yang dapat
ditambah.
·
Ganjaran dan hukuman untuk karyawan
bawahannya.
·
Komunikasi dengan bawahannya.
·
Perintah untuk bawahannya.
D. PENGENDALIAN (CONTROLLING)
Fungsi
pokok pengendalian adalah:
a. Mencegah
tejadinya penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan dengan melakukan
pengendalian secara rutin.
b. Memperbaiki
berbagai penyimpangan yang terjadi.
c. Mendinamisasikan
organisasi.
d. Mempertebal
rasa tanggung jawab.
Agar
fungsi pengendalian manajemen dapat berjalan dengan baik, perlu diperhatikan
prinsip-prinsip yang diantaranya adalah sbb:
a. Pengendalian
hendaknya direncanakan dengan baik agar paling tidak dapat mengukur apakah
proses pengendalian yang dilakukan berhasil atau tidak.
b. Dapat
merefleksikan sifat pengawasan yang unik dari bidang-bidang yang diawasi.
c. Pelaporan
penyimpangan dilakukan dengan segera.
d. Pengawasan
harus bersifat fleksibel, dinamis, dan ekonomis.
e. Dapat
merefleksikan pola kerja unit organisasi, misalnya mengenai standar biaya.
f. Dapat
menjamin diberlakukannya tindakan korektif, yaitu segera diketahui apa yang
salah, di mana terjadinya kesalahan itu, dan siapa yang bertanggung jawab.
1.
Jenis
Pengendalian
a. Metode Pengendalian Pendahuluan: memerlukan
berbagai standar kualitas dan kuantitas yang layak dari berbagai masukan
(input).
b. Metode Pengendalian Bersamaan (Concurrent Controls): memerlukan
standar perilaku, kegiatan dan pelaksanaan dari kegiatan secara layak.
c. Metode Pengendalian Umpan Balik (Feedback Controls): memerlukan
standar kuantitas dan kualitas yang layak dari keluaran (output). Informasi itu harus mencerminkan berbagai karakteristik
dari keluaran (output).
E.
MENGAKHIRI PEMBANGUNAN PROYEK BISNIS
Langkah-langkah
pokok berikut direkomendasikan untuk membantu proses mengakhiri proyek bisnis:
1. Menetapkan
organisator terminasi proyek.
2. Mengadakan
pertemuan untuk mempersiapkan proses terminasi.
3. Menyiapkan
laporan dari masing-masing personil terminasi proyek.
4. Mengakhiri
semua dokumen finansial.
5. Akhiri
semua perintah kerja, kontrak, persetujuan, dan outstanding supplier.
6. Lengkapi
semua dokumen dengan semua pihak yang terkait, lalu setujui.
7. Tutup
semua bagian proyek dan mengembalikan semua perlengkapan proyek.
8. Lakukan
pos audit atas selesainya proyek.
9. Membuat
pernyataan persetujuan dari klien bahwa proyek selesai dikerjakan.
10. Tutup
semua bagian fisik proyek dan lakukan pemutusan hubungan kerja bagi staf proyek
yang masih tersisa.
Ada
beberapa format yang dapat digunakan untuk laporan final. Elemen-elemen berikut
biasanya meliputi:
·
Kinerja dari proyek.
·
Pengorganisasian dan administrasi
proyek.
·
Teknik yang digunakan untuk
menyelesaikan hasil proyek.
·
Menentukan kekuatan dan kelemahan
proyek.
·
Rekomendasi dari manajer proyek dan tim
untuk kelangsungan proyek tersebut.
F. IMPLIKASI PADA SKB
Hasil
studi aspek manajemen hendaknya memberikan informasi dalam 2 kegiatan pokok,
yaitu manajemen dalam pembangunan proyek bisnis dan manajemen dalam implementasi
bisnis rutin dalam hal:
1.
Perencanaan.
Hendaknya SKB dapat menilai perencanaan dari sisi pendekatan yang digunakan,
dari sisi jangka waktu dan dari sisi tingkatan manajemen.
2.
Pengorganisasian.
Hendaknya SKB dapat mengkaji apakah langkah-langkah pengorganisasian di dalam 2
kegiatan pokok di atas dapat direncanakan dan diperkirakan akan berjalan dengan
baik.
3.
Penggerakan.
Hendaknya SKB dapat mengkaji fungsi manajemen yang lain, yaitu penggerakan (actuating), apakah layak atau tidak
layak.
4.
Pengendalian.
Hendaknya SKB mampu mengkaji aspek pengendalian bagi kedua kegiatan pokok ini,
sehingga dapat diambil keputusan layak atau tidak layaknya atas aspek ini.
5.
Mengakhiri
pembangunan proyek. Hendaknya SKB mampu mengkaji agar
teknis implementasi atas penyelesaian proyek, sebelum dilanjutkan pada
implementasi bisnisnya, dapat direncanakan dengan baik.
Hasil Analisis
Jika,
rencana bisnis dinyatakan tidak layak, dapat dilakukan kajian ulang yang lebih
realistis dan positif sehingga kajian menjadi layak. Apabila, memang sulit
untuk menjadi layak, maka sebaiknya rencana bisnis ini diakhiri saja.
0 komentar:
Posting Komentar